Alunan penghuni persawahan menguasai alam tengah malam. Tak ada yang terjaga kecuali seorang jelita yang mengerutkan kening sedari tadi. Tertahannya apa yang harus ia tumpahkan menjadi penundanya dalam lelap. Berjalan menerawang diri, kemanakah esok kaki akan melangkah? Berulang ulang banyak sebuah awan pikiran hinggap. Kadang sejalan kadang beroposisi dengan naluri. Jelita hanya ingin hidup sederhana. Sederhana riasannya namun berkelindan makan asam garamnya. Ia tak ingin hanya menjadi kerbau yang tertusuk hidungnya tanpa menjasi seorang Kartini untuk impiannya Bahkan dalam kutipan terkutip bahwa bahasa yang paling menggerakkan adalah bahasa gairah Surakarta Kota Bengawan, 22 Juni 2018 Dilan-da Skripsi Kau menjadi payah Berlembar lembar buku sudah tak kau jamah Hanya menumpuk di tepian ranjang Menjadi penghias kala malam Ia terabai Kau kalahkan dengan gawai Utopiamu tentang rumah ...
Silence is an uncertainty