Telfon berdering agak lama. Nada tunggu jawaban di ujung tak segera berakhir. Detik detik yang menyebalkan terulang lagi. Hari itu ada perjalanan jauh yang harus ditunaikan. Namun naas, di detik akhir pemberangkatan orang yang ditunggu untuk mengantar tak datang. Bisa sebenarnya, mencari pengganti yang mengantar kepergianku. Namun enggan, kepergian ini harus diantar olehnya. Selang beberapa menit. Tergopoh-gopoh seseorang berlari. Dari arah berlawanan, ia bermuka masam. Jaketnya terbuka tanpa dipasang zipper-nya. Motornya terparkir sembarang. Sedang yang menunggu? Mendaratkan badan sepenuhnya kembali ke sofa. Bawaan yang harus dibawa, tersebar di sekitarnya. Bola mata melotot melihat kedatangan orang yang harusnya sudah belasan menit lalu. Di hati sudah membuncah, ingin berkata panjang lebar lagi tinggi. Maaf adalah sebuah kata pertama yang meluncur dari orang yang ditunggu sejak tadi.. Selanjutnya adalah rangkaian penjelasan. Penjelasan yang sebenarnya sudah malas untuk d...
Silence is an uncertainty