Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Wanita Berkarir Surga

Hari minggu lalu aku memilih di rumah. Ada ajakan keluar uma sama ayah, tapi ku enggan. Musim politik membuat tiap minggu sedikit berisik. Paslon 01 dan 02 saling unjuk gigi menggaet calon pemilih. Tak apa, sebenarnya aku juga adq agenda untuk mengkampanyekan salah satu paslon seperti yang ayah dan uma lakukan. Aku lebih tertarik melihat cucian kotor menumpuk dan antrian baju yanh yang harus digosok. Ayah, uma bergegas diri. Aku masih stalking di FB. Membuka halaman lama, jadi ada rasa kangen kangennya. Haha. Masa lalu emang tempat paling enak untuk berkaca. Setelah motor keluar kandang, aku siap beraksi. Ku bersihkan kamar, ku tata buku-buku terserak. Kabel data, kabel charger hp dan laptop ku gulung rapi. Lap siap semampir di pundak, uda kaya inem belum mandi kucel sekali. Ku sapu dari ujung kamar tidur hingga dapur. Sembari menyapu ku buka playlist youtube ku. Lagu lagu, download-an kajian beradu jadi satu. Sebenarnya hari ini bukan hari spesial. Biasa saja, spesialnya karna hari...

Masih Fathi

Pagi menjelang siang, tiba tiba suntuk. Ada sesuatu yang bergeser, berdenyut diam diam di hatiku. Paparan instastory dari seseorang membuat sedikit badmood . Sarapan pagi sudah siap, terlewat. Pokoknya terasa sebal tapi sayang. Play list youtube offline mengambil posisi. Dear God, A7X mengalun. Tidak mengerti ini perasaan ke berapa. Sudah berapa kali ini lagu dimainkan. Masih saja sama, lagu ini membawa diri kembali pada tujuh tahun lalu. Di gang kedua jalan Parikesit. Di balik tembok tembok tinggi, rumah saudagar saudagar batik di bilangan Jalan Dr. Radjiman ada sebuah gedung yang selalu mengambil sekerat hati ini bergetar. A lonely road crossed   another cold state line Miles away from those I love the purpose undefined While I recall all the words you spoke to me Can't help but wish that I was there And where I’d loved to be- Sesebel-sebelnya hati, tangan masih harus terus bekerja. Jadwal untuk menggosok baju di sela sela kerumitan agenda. Masih terbawa pa...

Tentang Rimba

8 Juli 2018 --- kau kau lelaki rimbaku Telah tersesat sudah aku pada kebelantaraan rasa Bebas, menjadi diri sendiri dalam mengkisahkan alur cintaku Lebat, menambatkan asa asa kehidupan kehidupan kemudian Di batas katastrop, terduduk ku mengagumi lagi dan lagi Aku tak tahu bagaimana ku telah tersesat Dalam rimbamu aku berani menggenapkan idealismeku Tak perlu ku ragu, serapah orang karna ku dalam kebelantaraan Aku tak juga pula takut lapar duniawi Karna Sang Gusti telah cukupkan lapar dan dahaga dalam jamuan sang wana Setahun kemudian 2019 Hamparan rimbamu Haram Untukku jejak. Menjemba humus, tanah lapis kedua tak patut pun Ada Cendrawasih Ada Ayam Bekantan Ada Anoa Ada Raflessia Rimbamu penuh dengan kemahsyuran Secara tak sengaja, sepincing mataku mengekor nirwana Pada curug yang menyegarkan silap, pelangi membungkus semakin membuat jelita Di atas katastrop melintas Sekawan Elang. Tatap matanya tajam seakan berseloroh 'Hei, kamu gadis macam apa?...