Pagi menjelang siang, tiba tiba suntuk. Ada sesuatu yang
bergeser, berdenyut diam diam di hatiku. Paparan instastory dari seseorang
membuat sedikit badmood. Sarapan pagi sudah siap, terlewat. Pokoknya terasa
sebal tapi sayang.
Play list youtube offline mengambil posisi. Dear God, A7X
mengalun. Tidak mengerti ini perasaan ke berapa. Sudah berapa kali ini lagu
dimainkan. Masih saja sama, lagu ini membawa diri kembali pada tujuh tahun
lalu. Di gang kedua jalan Parikesit. Di balik tembok tembok tinggi, rumah
saudagar saudagar batik di bilangan Jalan Dr. Radjiman ada sebuah gedung yang
selalu mengambil sekerat hati ini bergetar.
A lonely road crossed another cold state line
Miles away from those I love the purpose
undefined
While I recall all the words you spoke to me
Can't help but wish that I was there
And where I’d loved to be-
Sesebel-sebelnya hati, tangan masih harus
terus bekerja. Jadwal untuk menggosok baju di sela sela kerumitan agenda. Masih
terbawa pada lirik pertama. Tidak mungkin tidak, jika ketika mendengarkan lagu
favorit mulut diam seribu bahasa. Demi apa Tuhan menciptakan rasa yang
tertinggal, tanpa ada kemudahan untuk melakukan pembebasan. Sudah tujuh tahun
dan kiranya lebih, ketika hati gusar ingatan yang tertinggal adalah tentang
romansanya yang terjadi di masanya.
Lirik berlanjut, gemuruh di hati sedikit
mengalun. Jika itu bagaikan bus yang sedang berjalan, maka ia hanya sedang
menepi. Ku ambil ponsel lalu mulai mengetik
I pealed my self into little scaffold.
My blood
wipes away, my tears fall,
my sweat becomes floods.
I remember the deal for
our big dream,
then why we gonna scattered by
Sering di posisi yang susah menganalisis 5W
1H-nya. Sebab, ada rasa yang belum terbebaskan. Memenangkan diri sendiri untuk
tidak lagi menengok yang sudah pergi pergi masih diupayakan. Rasanya yang penuh
tergesa-gesa, kelelahan setiap malam, puisi puisi tak terarah payah.
Hingga ada pesan
Allahumma sholli ‘alaa Muhammad
Thibbil qulubi wadawa iha
Wa ‘afiyatil ajsaadi wa syifa iha
Wan nuuril abshori wa jilaa iha
Wa’alaa alihi wa shohbihi wabaarik wasalim
Dari sebuah nama-ukhti. Saudara perempuan yang
tidak satu lingkaran pekanan karna memang ia tidak melingkar. Dengan pesan yang
terkirimkan dan nasihat untuk istigfar, rasa itu tiba tiba menguap hangat. Tazkiah
yang tidak diduga, mengingatkan bahwa sebaik baik kemenangan adalah hati yang
terus tercelup istigfar. Tazkiah yang tak disangka, mengingatkan sholawat atas
Nabi adalah cerminan kemenangan.
Ya baqi antal baqi
Ya rozzaqu ya fattahu
Ya hayyu ya qoyyumu
-sayyidul istigfar-
Untuk latifa, yang setiap hari berusaha
Menjaga kemenangan hingga menginjak lantai
surga
Komentar
Posting Komentar