Langsung ke konten utama

Wanita Berkarir Surga

Hari minggu lalu aku memilih di rumah. Ada ajakan keluar uma sama ayah, tapi ku enggan. Musim politik membuat tiap minggu sedikit berisik. Paslon 01 dan 02 saling unjuk gigi menggaet calon pemilih. Tak apa, sebenarnya aku juga adq agenda untuk mengkampanyekan salah satu paslon seperti yang ayah dan uma lakukan. Aku lebih tertarik melihat cucian kotor menumpuk dan antrian baju yanh yang harus digosok. Ayah, uma bergegas diri. Aku masih stalking di FB. Membuka halaman lama, jadi ada rasa kangen kangennya. Haha. Masa lalu emang tempat paling enak untuk berkaca.

Setelah motor keluar kandang, aku siap beraksi. Ku bersihkan kamar, ku tata buku-buku terserak. Kabel data, kabel charger hp dan laptop ku gulung rapi. Lap siap semampir di pundak, uda kaya inem belum mandi kucel sekali. Ku sapu dari ujung kamar tidur hingga dapur. Sembari menyapu ku buka playlist youtube ku. Lagu lagu, download-an kajian beradu jadi satu. Sebenarnya hari ini bukan hari spesial. Biasa saja, spesialnya karna hari ahad aku di rumah. Setelah berkepala dua, ahad tidak kemana mana itu bersyukur. Aku bisa menikmati benar jadi anak rumah. Membantu uma, merapikan rumah. Melihat ayah, usai subuh menikmati secangkir teh. Hari hari biasa, pagi selalu usik sendiri menyiapkan agenda sendiri. Ok skip. Menyapu, mengepel lantai usai.

Youtube sudah sampai ke channel ust Salim. Ustadnya Jogokaryan terfavorit bercerita tentang perempuan perempuan yang dijamin surga. Ibunda Asiyah-nya Fir'au, Ibunda Maryam, Ibunda Khadijah dan Ibunda Fatimah diceritakan oleh Ust Salim. Menyiapkan seterikaan, youtube terpasang di depan. Sambil gosok sambil kajian. Sudah lama nggak duduk di kajian hari Ahad. Youtube bisa jadi solusi keringnya hati dengan ilmi. Duilee. Ok skip. Dua jam kemudian selesai, masih belum mandi.

Jam menunjukkan pukul 11 siang. Matahari masih malu menjulang. D
Hawa dingin masih tersiur, bikin malas menginjak kamar mandi. Sekarang ganti ke dua ember baju kotor. Kucek kucek dimulai. Air kualirkan, menanti penuh masih ku pantau kajian. Kajian sekarang isinya tentang akad. Akad ada banyak macamnya, namun akad nikah adalah yang paling mulia. Akad nikah adalah perjanjian mitsaqon gholidzo, yang hanya disebut tiga kali dalam Al Quran. Biasanya aku malas, menyimak hal sepet itu. Tapi akhir akhir ini, aku mempersiapkan itu. Bukan PD sebentar lagi ada yang melamar, tapi melihat usia sekawan uda pada gendong baby, ga salahkan menyiapkan diri. Ok skip. Cucian selesai setelah dibantu asisten pengering warna biru putih. Hadiah buat uma, dari mbak ifa. Yah pamer, wkwk gapapa ya biar kalian tau kerja ku ga cuma buat nongkrong di cafe dan jalan jalan aja. Saatnya dijemur. Masjid belakang rumah sudah siap untuk adzan dhuhur.

Usai dengan cucian, lanjut membersihkan diri. Usai itu, ku tunaikan empat rakaat siangku. Uma ayah belum pada pulang. Padahal janji, jam 10 mau pulang. Yasudah ku teruskan berleha leha di kamar sembari mengerjakan projek yang tertunda tunda belum kunjung usai juga. Youtube masih stay tune, sekarang tentang nussa rara episode saat Nussa Rara sama sama ditinggal Uma. Mereka diminta mengerjakan tugas rumah dan diberi imbalan sekian rupiah untuk masing masing kerjaan rumah.

Nusaa dan Rara seharian menyelesaikan tugas. Kemudian berpikir, Uma melakukan itu setiap hari dan tanpa gaji. Kemudian mereka mengikhlaskan apa yang akan mereka terima usai Uma pulang. Benar, ketika pulang Uma bersiap memberikan uang, Nusa Rara mengelak. Aku termenung, iya ya. Rara dan Nussa

Ketika membaca salah satu buku Felix Siaw, Wanita Berkarir Surga dibelakang covernya ada ilustrasi dua orang ibu ibu muda membahas karirnya. Tiba tiba seseorang yang sudah menyelesaikan S2 nya menjawab ingin jadi ibu rumah tangga. Sontak saja ekspresi kaget tergambar di ilustrasi itu. Nyatanya memang benar apapun alasannya menjadi ibu rumah tangga itu lebih capek dari pekerjaan apapun di dunia.

Masa ya gitu?

Coba ketika berkarir di luar rumah mendedikasikan waktu tenaga dan fikiran ke pekerjaan luar, secapek capeknya pasti menerima income secara langsung. Income itu bisa gajinya, insentifnya, promosi jabatannya dan hal hal lain secara kasat mata dan langsung dirasakan.
Selain itu ketika seorang wanita berkarir dengan tipikal individualis, hasil karjanya karyanya ya hanya untuk keperluan dia seorang.

Kesiapan dirinya untuk meniti karier sebelumnya pun juga karna hasil kerja keras dia sendiri, untuk dia sendiri dan oleh dirinya sendiri. Proses itu pun emang harus ia tempuh sendiri

Tapi lihatlah para ibu yang dengan tumakninah nya menkarirkan diri untuk keluarga di rumah. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, tidak ada konsep bayaran, gaji, income, intensif dari semua pekerjaannya. Lelahnya tidak ada yang tau, keberhasilannya tidak ada yang segera memuji, kecewanya hanya terpendam di hati, repotnya tergadaikan begitu saja asal anak suami tersenyum. Urusan pekerjaan fisik, ayo ayo aja. Pekerjaan emosional ya cekatan cekatan saja walau bukan biro konseling. Masalah keuangan harus terdata, meski bukan lulusan perbankan. Mitigasi bencana, harus sigap kala bencana banjir atau hujan angin melanda. Mix and match outfit keluarga untuk pergi kondangan bersama. Membagi jatah kesejahteraan sosial kaya mensos untuk tetangga. Apalagi ya uma itu,

Apakah itu konsep penjajahan wanita?

Itu adalah kampanyenya mereka yang sudah terjangkit syndrom feminism radikal yang analoginya gagal. Dalam Islam, Islam lho ya.. Ideologi, kerangka berpikir saya Islam adalah menyumbangi seluruh pahala dan kemuliaan para laki laki yang pergi berperang untuk berjihad dan bahkan lebih baik.

Bukankah para prajurit yang pergi berjihad untuk berperang karna semurni murni agama Allah lalu meninggal dunia, ia menjadi syuhada di sisi Allah Taala

Dalam buku Buya Hamka Bicara Tentang Perempuan, Buya mengutip hadis nabi yang meriwayatkan bertanyanya seorang perempuan dari beberapa perempuan mengenai martabat perempuan dalam Islam bila yang berangkat berjihad hanya para laki. Maka disebutlah demikian hingga utusan itu keluar dari majlis Nabi dengan senandung berseri seri.

Duhai para wanita, yang kiranya sudah terlanjur berkarir sepenuhnya akankah akan kau gadaikan karir surgamu hanya demi rupiah di luar rumah?

Jika aku menikah nanti, kan ku tiru uma. Kan ku resapi sirah Bunda Khadijah. Untuk calon imamku yang belum pasti siapa, jadilah kelak imam yang bijaksana. Mengerti apa hakikat nafkah, yang semestinya. Mengganjarkan surga di rumah, menfasilitasi kebutuhan untuk pembangunan peradaban. Untuk apa? Agar wanitamu, anak anakmu tidak kekurangan sumber daya dari rumah sebagai tempat kehidupan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Big Why Rumah Flava : Inspiring Empowering

Simon Sinek pernah berdiri di panggung TEDTalk menyampaikan beberapa gagasannya. Gagasannya sebelumnya sudah tertuang dalam bukunya "Start With Why". Dalam presentasinya, Simon membuat sebuah tiga gambar lingkaran, besar hingga kecil. Di lingkaran terluar dia menyebut "What", lingkaran kedua dia menyebut "How" dan lingkaran terdalam dia menyebut "Why".  Tentang why ini menjadi titik terdalam karena memang di banyak gerakan/organisasi hanya sedikit orang yang paham tentang tujuan, tentang keyakinan, tentang muasal pekerjaan kita. Selain itu orang orang hanya bertahan pada tataran apa dan bagaimana. Simon menegaskan bahwa organisasi atau perusahaan yang inspiratif adalah perusahaan yang bisa memastikan mayoritas sumber daya manusianya bisa menjelaskan tujuan mendasar mengapa mereka menjalani aktivitas perusahaannya, bukan hanya soal produk atau layanannya. Sedangkan untuk kepentingan personal konsep The Golden Circle ini juga bisa menjadi panduan k...

Maksimalisasi Trilogi Lingkungan Pendidikan

Maksimalisasi Trilogi Lingkungan Pendidikan Nominasi Essay Competition FORDISTA IAIN Surakarta 2017 Pendidikan menjadi salah satu pembahasan manusia di kehidupan sehari-hari. Di Indonesia digagas beberapa program kerja untuk memenuhi salah satu cita-cita bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 : mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menurut UU No.20 Tahun 2003 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu , cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Melihat fenomena sekarang, anak muda yang menjadi refleksi hasil pendidikan ring 1 banyak yang melukai jati diri pendidikan dengan sendirinya. Dalam tribunnews.com edisi Senin, 24 Maret 2014 disebu...

Guru Gokil Murid Unyu

Guru Gokil Murid Unyu Essay Rampai Bidikmisi IAIN Surakarta 2017 oleh Khoirul Latifah Melihat dari judulnya, mungkin beberapa akan merasa itu seperti judul sebuah buku. Memang benar, ada sebuah buku dengan judul ‘Guru Gokil Murid Unyu’. Buku hasil karya seorang guru di Jogjakarta yang isinya menginspirasi bagaimana menjadi guru yang kelak akan memanusiakan manusia. Ini bukan maksud akan meresensi buku tersebut, namun hanya mencatut judul yang sama untuk beberapa narasi yang senada dengan apa yang menjadi keresahan pendidikan akhir-akhir ini. Pendidikan adalah sebuah ihwal penting dalam hajat hidup. Proses pendidikan banyak diyakini menjadi sebuah tangga perubahan sosial secara vertikal. Melalui pendidikan banyak orang yang dari kalangan bawah menjadi orang kalangan atas. Melalui pendidikan orang biasa menjadi orang berada. Maka tak ayal, pendidikan adalah hal penting bagi manusia. Proses pendidikan jugalah yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk lain. Untuk hewan, ...