Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Sianida

Kehidupan pasca kampus menawarkan banyak alternatif. Bagi mahasiswa yang aktifis maupun bukan. Apalagi mahasiswa aktifis, akan semakin banyak tawaran kemana akan melangkahkan diri. Secara garis besar, kehidupan pasca kampus menawarkan tiga jalan. Lulus  S1 melanjutkan studi S2, meniti karir atau menikah. Ketiganya seakan menjadi trilogi kehidupan pasca kampus.  Sekarang ini lulusan S1 tidak lagi menjadi pungkasan. Di dunia karir, sarjana menjadi biasa saja karena semakin banyak wisudawan yang lulus dari sarjana. Sehingga untuk menjadi wisudawan yang tidak biasa, harus ada values lebih yang ada di personalnya. Mengkristalkan values tersebut bukan hal satu dua hari. Values tersebut dibangun sejak pertama menjejakkan diri di dunia perkampusan. Bagi par aktifis values tersebut didapatkan dari kegiatan kegiatan yang ia ikuti. Sehingga ia tidak hanya lulus menjadi wisudawan yang biasa namun memiliki nilai yang tak sembarangan orang memiliki jua. Setelah values, apakah cukup?...

Jalan Bernama Tarbiyah

Sesungguhnya Allah SWT., tidak mengubah keadaan sesuatu kaum Sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada dirinya sendiri. Dan apabila Allah SWT., menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang menolaknya; dan sekali-kali tak ada yang menjadi pelindung Bagi mereka selain Dia.” Ar Ra’du : 11 Wahai para aktivis dakwah. Apakah kau sedang lelah ? bersandar pada dinding kamar kos yang penuh sesak dengan tugas kuliah. Menggerayangi atap kamar kos yang kemudian tiba-tiba memantul dua wajah ayah ibu. Senyum dua malaikat tanpa sayapmu menanyakan berapa nilaimu?, Bagaimana kabar judul skripsimu. Kau kemudian tersenyum kecut, tertawa getir. Ah ayahanda, ibunda sambil menghela nafas yang berat. Tiba-tiba notifikasi WA berdering, menyerang lamunan wajah orang tercinta mengembalikanmu ke alam nyata. Undangan syuro, taklimat aksi, jarkoman al akh yang sakit, dan berbelas pesan grub yang ngendon memang malas membuka. Jam berdetik menuju hari baru. Sudah tengah malam, semua terkap...

Keluarga Aksara

Aku seorang mahasiswi tingkat akhir. Setiap pekan sudah sering menerima undangan walimahan. Walimahan teman SMA, teman kuliah, teman organisasi maupun hanya relasi. Dari beberapa undangan itu, aku menyadari bahwa usiaku tak SMP lagi, yang hanya tau jajan dan pergi ke warnet lagi untuk happy-happy. Kata beberapa orang, usia sepertiku sudah pantas menikah. Sudah cukup umur untuk membangun rumah tangga. Sudah saatnya aku dalam pagutan seorang pria. Ya, usia 20 tahun dalam Undang Undang Perkawinan negara memang sudah sah dan bisa diresmikan di depan pengadilan. Yaa aku hanya, iya dan iya saja. Karena banyak hal aku belum ingin menikah. Salah satu hal pastinya adalah belum ada yang datang melamar lah. Lalu apa telak aku resah ? ternyata bukan dengan siapa aku akan terpinang. Berubah strata sosial menjadi nyonya bapak X. Pergi kondangan sudah berdua, beranjangsana tiap liburan dan segala romansa baper ala nikahan selebgram. Duhai calon ku yang entah siapa kamu, aku resah karena aku aka...

Masih Berlanjut

Tidurlah, tidak membersamai dendammu Luruhkan kedengkian, angkara atau sekedar prasangka Sandarkan, kepalamu pada kesadaran esok kita masih akan bekerja Rebahkan, beri hadiah pada tubuhmu yang mengkaku setelah seharian kau berdayakan mememuhi ambisi Tunaikan doa, sebut pintamu Ya Rabbana, sungguh kami hanya dzat yang lemah maka sebangunku nanti kuatkanlah Tersedu kemudian kita berkedip dalam gelap Bukankah seperti inilah nanti ruang kita kembali Bernama lahat yang hitam pekat gelap Lalu siapa pelitanya? Siapa pula kawannya? Mereka ialah ibadah Yang kita dawwamkan saat kita masih terjaga Mereka ialah kata maaf yang diterima dari hati hati yang pernah kita dzalimi Mereka ialah salam dari para malaikat di sepanjang jalan kita berjihad Selamat melepas lelah Semoga malammu indah **** Nyiur Subuh Gunungkidul, 15 September 2018 Gelap terhiasi kerlip bintang Bulan tak purnama, ia hanya manyabit menyembunyikan parasnya Debur ombak bergemuruh Buih buih pecah kala me...