Langsung ke konten utama

Apa ini sastra?

Sejak kesuarmu membumbung
Aku terusik,
Hawar hawar pada mayapada
Mengkerutkan beranda senja
Aku tersiksa,
Pada kerinduan yang menjadi pejal
Tersolid pada ambisi dan kecurigaan
Aku termangu,
Kolase wajahmu terlukis di embun jendela tipis
Seakan dekat tapi kau jauh
Kala ku dekatkan tangan malah terhapus
Aku tercekat,
Suaramu tergantung di sela sela guntur
Ternyata bukan kedatanganmu
Hanya halusinasi telinga yang lama tak mendengar suaramu
.
.
.
Aaaaaaaaaaa



Hati-
Dari sekepal apa sebuah hati itu terbuat?
Ia mengeras, melembut, melunak atau membatu tanpa notifikasi
Hati bagaikan sebuah pohon
Yang menanti siraman
Yang menunggu pupukan
Dalam sebuah sabda, ia terdefinisikan adalah sebuah genggam darah yang apabila ia baik, maka semua akan baik dan apabila buruk maka keburukan akan berkelindan membelakangi

Seperti makhluk, tak ubahnya hati mengekspresikan dirinya dalam bentuk degupan
Ia berdegup, kala senang
Ia melemah, kala sedih

Sedalam dalamnya hati tak ada yang tau
Tertutup oleh pesona mimik muka atau gerak gerik raga
Hati pun sebagai tanda
Dimana iman bersemayam




Gadisku

Mata seorang gadis
Basah sendu
Ceruk bibirnya menyudut
Napasnya menderu deru
Cepat cepat menundukkan dagu
Tak kuasa tangannya menyangga lara

Gadis, ada godam apa hingga kau tak secerah biasanya?
Langit mengikuti ayunan rasa hatimu
Mengkilat bergetar getar
Hingga sesore tak ada yang berani bebas berjalan
Karna takut terhadang hujan

Gadis, tuangkan apa yang kau resah dalam sebuah larik puisi
Buatlah kisah, buanglah resah
Seduh saja duniamu dengan segelas coklat hangat
Tenangkan gejolakmu
Gadis, katakan apakah kau sedang mencandu rindu?



-Kita Khidmat Saja-

Untuk menutup lembaran akhirmu
Seperti biasa : aku tak suka berpesta pesta
Apakah tak ada yang lebih romantis dibanding menerawang gemintang?
Beralaskan rerumputan
Di derajat yang membuat sedikit menggigil
Membuat tangan ini lebih dalam menggamit diri
Jauh, semakin jauh membiarkan kornea menyimpan cerita cerita yang tak sempat dikata

Aku menghantarkan kepergian.
Kembalimu pada singgahsana yang padu
. Kumpulan detik menjadi menit ke jam lalu menjadi hari.
Hari hari berkawan dengan erat menggamit pekan.
Pada satu hari, kita akan melayarkan janji.
 Biarkan janji itu terbirit, mengulum senyum.
 Menatap elok wajah seorang Puan.
 Yang berwajah sendu, berlesung pipi.
 Di tepian Kapuas atau di bawah Ampera yang berperlip memesona

Demi masa
Yang tak pernah kita mampu mengubah satuan detiknya
Masih pada gemintang yang terhampar
Seakan Tuhan putarkan kaleidoskop kehidupan
Kesalahan kesalahan
Janji yang teringkari
Kata yang melukai
Atau
Tropi tropi yang terangkat
Narasi yang mampu didialogkan
Mungkin juga sedikit romansa picisan
Terngiang ngiang

Esok
Kita akan tetap berlayar
Entah menemui Puan manismu atau hanya sekedar
Mengucap selamat tinggal dari atas jembatan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Big Why Rumah Flava : Inspiring Empowering

Simon Sinek pernah berdiri di panggung TEDTalk menyampaikan beberapa gagasannya. Gagasannya sebelumnya sudah tertuang dalam bukunya "Start With Why". Dalam presentasinya, Simon membuat sebuah tiga gambar lingkaran, besar hingga kecil. Di lingkaran terluar dia menyebut "What", lingkaran kedua dia menyebut "How" dan lingkaran terdalam dia menyebut "Why".  Tentang why ini menjadi titik terdalam karena memang di banyak gerakan/organisasi hanya sedikit orang yang paham tentang tujuan, tentang keyakinan, tentang muasal pekerjaan kita. Selain itu orang orang hanya bertahan pada tataran apa dan bagaimana. Simon menegaskan bahwa organisasi atau perusahaan yang inspiratif adalah perusahaan yang bisa memastikan mayoritas sumber daya manusianya bisa menjelaskan tujuan mendasar mengapa mereka menjalani aktivitas perusahaannya, bukan hanya soal produk atau layanannya. Sedangkan untuk kepentingan personal konsep The Golden Circle ini juga bisa menjadi panduan k...

Maksimalisasi Trilogi Lingkungan Pendidikan

Maksimalisasi Trilogi Lingkungan Pendidikan Nominasi Essay Competition FORDISTA IAIN Surakarta 2017 Pendidikan menjadi salah satu pembahasan manusia di kehidupan sehari-hari. Di Indonesia digagas beberapa program kerja untuk memenuhi salah satu cita-cita bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 : mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menurut UU No.20 Tahun 2003 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu , cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Melihat fenomena sekarang, anak muda yang menjadi refleksi hasil pendidikan ring 1 banyak yang melukai jati diri pendidikan dengan sendirinya. Dalam tribunnews.com edisi Senin, 24 Maret 2014 disebu...

Guru Gokil Murid Unyu

Guru Gokil Murid Unyu Essay Rampai Bidikmisi IAIN Surakarta 2017 oleh Khoirul Latifah Melihat dari judulnya, mungkin beberapa akan merasa itu seperti judul sebuah buku. Memang benar, ada sebuah buku dengan judul ‘Guru Gokil Murid Unyu’. Buku hasil karya seorang guru di Jogjakarta yang isinya menginspirasi bagaimana menjadi guru yang kelak akan memanusiakan manusia. Ini bukan maksud akan meresensi buku tersebut, namun hanya mencatut judul yang sama untuk beberapa narasi yang senada dengan apa yang menjadi keresahan pendidikan akhir-akhir ini. Pendidikan adalah sebuah ihwal penting dalam hajat hidup. Proses pendidikan banyak diyakini menjadi sebuah tangga perubahan sosial secara vertikal. Melalui pendidikan banyak orang yang dari kalangan bawah menjadi orang kalangan atas. Melalui pendidikan orang biasa menjadi orang berada. Maka tak ayal, pendidikan adalah hal penting bagi manusia. Proses pendidikan jugalah yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk lain. Untuk hewan, ...