Langsung ke konten utama

Kania Tidak Baik Baik Saja

 

Kania tak pernah mengerti, bagaimana kekuatannya untuk mengakui perasaan ini. Ini entah kekuatan dari mana, Kania tak pernah ingin meninggalkan Langit serta merta. Langit adalah karya cinta Kania. Langit adalah hal tinggi yang Kania miliki. Langit adalah representasi mimpi Kania sejak pertama lingkaran itu dibuat. Langit bukan anak Kania seutuhnya. Langit anak sekian manusia yang awalnya memiliki persetujuan yang sama. Hingga akhirnya suatu hari terjadi

Di akhir 2019, Langit hampir terkoyak mati. Antara ada dan tiada, semua menepi. Kania pun hamper begitu. Kania tak berani juga meneruskan pengasuhan Langit sendiri. Kania hanya baru bisa mengangankan bagaimana konsep pengasuhan Langit kedepan. Bagaimana Langit akan tumbuh berkembang, bagaimana Langit mengeja kata pertamanya dalam hitungan angka, bagaimana Langit dikenal banyak orang. Kania tapi tidak mengerti, bagaimana menghidupi Langit dari semua kebutuhannya dari hulu dan hilir.

Pada perbincangan sore itu, Langit harus tetap dilanjutkan. Akhirnya ada teman berjuang untuk Langit tetap tumbuh berkembang. Kami memilih menjadi orang tua Langit, meski perjalanan membesarkan Langit tak pernah kita tahu. Pengasuhan Langit kami pilih di sebuah petak rumah di ujung pertigaan jalan. Bukan karena strategis atau suasananya yang menarik, kami memilih rumah itu hanya karena finansial kami cukupnya baru menyewa rumah seperti itu. Jangan bayangkan rumah dengan play ground nyaman atau kamar yang lapang. Rumah Langit harus sering kebocoran karena atapnya tak pernah diganti pemilik sewaan. Rumah Langit tak juga selalu bersih nyaman, kadang sering tertawan debu-debu terbang karena terlalu dekat dengan jalan. Tapi rumah Langit yang pertama adalah tempat banyak lahir keajaiban.

Pengasuhan Langit masih berjalan. Sudah dapat rumah, sudah dapat pengasuh, kendala apalagi ? di hati yang naik turun imannya. Ada selinap rasa-rasa yang berbisik

“Mengapa kamu terlalu berusaha, sedang Langit bukan anakmu seutuhnya”

Kenang-dikenang, perasaan itu terus mengusik hingga nadi berdesir kencang. Jika suatu hari semangat sedang di atas nadi, tak masalah selelah apapun kan dikerja. Jika suatu hari Lelah, sesemangat apapun sirna ditelan asumsi.

Bulan berjalan. Perjalanan pengasuhan Langit sudah hamper setengah tahun. Ajakan untuk di luar mengencang. Tawaran, kesempatan, kehidupan, mungkin juga kebahagiaan menyapa telinga-telinga kami. Idealism kami diujikan dalam notasi angka gaji per bulan. Kebebasan dari merasa tak memiliki apa-apa terngiang-ngiang. Akankah Langit akan dibiarkan lagi? Doa doa kami tak henti. Kami tak memiliki banyak harta, banyak tenaga, kami hanya punya doa. Kami mengunjungi orang tua kami. Kami bertukar cerita apa saja yang kami lakukan dalam pengasuhan Langit. Orang tua kami menyimak mengerti. Meski tidak sekolah tinggi, orang tua kami mengerti esensi dari sebuah idealism di hati. Baik, untuk urusan orang tua kami sudah selesai. Apa kami mendapatkan bekal finansial? Tidak. Tapi kami mendapat bekal yang tak ternilai jika dirupiahkan, harga sebuah percaya. Orang tua kami memercayai kami dalam mengasuh Langit, hingga entah kapan nanti.

Pengasuhan Langit kubilang adalah keajaiban. Jika saat sedang Lelah-lelahnya mengenang apa saja yang telah terjadi di antara kami adalah obatnya. Seperti setiap frasa yang Kania tulis tentang Langit adalah cara meremajakan cintanya. Beban pengasuhan Langit semakin berat. Harga sebuah percaya itu diuji dengan banyak pertaruhan.

Kania dan temannya mempertaruhkan kenyamanan seperti pada lazimnya untuk pengasuhan Langit ke depan. Kania enggan, jika suatu hari Langit tumbuh hanya menjadi satu rupa yang dikenang. Kania ingin Langit menjadi rupa rupa jawaban yang dibutuhkan insan.

Kini setahun keputusan itu dilanjutkan, sudah ada banyak orang yang membantu dalam pengasuhan Langit ke depan. Jelas semuanya berbayar. Mimpi mimpi Langit tersu disampaikan kepada semua yang hadir dalam perjalanan pengasuhan ini. Lagi lagi Kania kadang merasa aneh, untuk keadaan keadaan baru, termasuk hadirnya kawan-kawan itu. Kania sangat khawatir, jika mimpi Langit sudah terbagi, akankah Langit mengerti siapa yang paling mencintai dirinya nanti ? kania terkadang merasa minder, secara histori, Langit bukan miliknya sendiri. Kania merasa paling memiliki, hingga akhirnya Kania malah patah hati.

Kania berhadapan dengan kenyataan. Hidup tak selalu berpihak padanya. Kania mulai merasa insecure atas apa apa yang dilakukan. Memilih mundur sudah terlalu jauh untuk berhenti, memilih melaju banyak konsekuensi yang menimpa nanti. Kania benar-benar tak pernah membayangkan akan seperti ini. Pengasuhan Langit sudah dibantu 5 orang lain. Kelimanya seakan memercayai Langit menjadi tempat berdikari. Sayang, Kania belum siap membuka diri. Kania terus saja khawatir, Langit tak lagi mengenalinya nanti. Langit akan memilih pengasuhan di salah satu dari kami. Kania juga khawatir, apa apa yang dilakukannya hingga saat ini harus diakuisisi tak hanya dirinya sendiri. Kania tak ingin Langit memilih orang lain sebagai pengasuhnya. Kania ingin Langit tetap terus memilihnya menjadi pengasuhnya. Kania tak mengerti, posesifnya semakin meninggi saban hari.

Asumsi seperti ini terngiang Kembali

“Mengapa kamu terlalu berusaha, sedang Langit bukan anakmu seutuhnya”

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Big Why Rumah Flava : Inspiring Empowering

Simon Sinek pernah berdiri di panggung TEDTalk menyampaikan beberapa gagasannya. Gagasannya sebelumnya sudah tertuang dalam bukunya "Start With Why". Dalam presentasinya, Simon membuat sebuah tiga gambar lingkaran, besar hingga kecil. Di lingkaran terluar dia menyebut "What", lingkaran kedua dia menyebut "How" dan lingkaran terdalam dia menyebut "Why".  Tentang why ini menjadi titik terdalam karena memang di banyak gerakan/organisasi hanya sedikit orang yang paham tentang tujuan, tentang keyakinan, tentang muasal pekerjaan kita. Selain itu orang orang hanya bertahan pada tataran apa dan bagaimana. Simon menegaskan bahwa organisasi atau perusahaan yang inspiratif adalah perusahaan yang bisa memastikan mayoritas sumber daya manusianya bisa menjelaskan tujuan mendasar mengapa mereka menjalani aktivitas perusahaannya, bukan hanya soal produk atau layanannya. Sedangkan untuk kepentingan personal konsep The Golden Circle ini juga bisa menjadi panduan k...

Maksimalisasi Trilogi Lingkungan Pendidikan

Maksimalisasi Trilogi Lingkungan Pendidikan Nominasi Essay Competition FORDISTA IAIN Surakarta 2017 Pendidikan menjadi salah satu pembahasan manusia di kehidupan sehari-hari. Di Indonesia digagas beberapa program kerja untuk memenuhi salah satu cita-cita bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 : mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menurut UU No.20 Tahun 2003 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu , cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Melihat fenomena sekarang, anak muda yang menjadi refleksi hasil pendidikan ring 1 banyak yang melukai jati diri pendidikan dengan sendirinya. Dalam tribunnews.com edisi Senin, 24 Maret 2014 disebu...

Guru Gokil Murid Unyu

Guru Gokil Murid Unyu Essay Rampai Bidikmisi IAIN Surakarta 2017 oleh Khoirul Latifah Melihat dari judulnya, mungkin beberapa akan merasa itu seperti judul sebuah buku. Memang benar, ada sebuah buku dengan judul ‘Guru Gokil Murid Unyu’. Buku hasil karya seorang guru di Jogjakarta yang isinya menginspirasi bagaimana menjadi guru yang kelak akan memanusiakan manusia. Ini bukan maksud akan meresensi buku tersebut, namun hanya mencatut judul yang sama untuk beberapa narasi yang senada dengan apa yang menjadi keresahan pendidikan akhir-akhir ini. Pendidikan adalah sebuah ihwal penting dalam hajat hidup. Proses pendidikan banyak diyakini menjadi sebuah tangga perubahan sosial secara vertikal. Melalui pendidikan banyak orang yang dari kalangan bawah menjadi orang kalangan atas. Melalui pendidikan orang biasa menjadi orang berada. Maka tak ayal, pendidikan adalah hal penting bagi manusia. Proses pendidikan jugalah yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk lain. Untuk hewan, ...