Langsung ke konten utama

Cintai Indonesia Dengan Langkah Cinta


Cintai Indonesia Dengan Langkah Cinta

Finalis Essay Competition TOHA Bookstore Karanganyar 



Indonesia dengan segala keunikan budaya, keragaman suku, kekayaan alam dan keheterogenan masyarakatnya terbentuk bukan sehari dua hari saja. Indonesiamu memikul berat penjajahan setidaknya 350 tahun. Selama itu hanya sekedar penjajahan yang terlihat. Saat tahun 1945, diproklamasikannya Indonesia oleh Founding Fathers menandakan Indonesia sudah terjerat dari penjajahan terlihat tersebut. Waktu bergulir hingga saat kutuliskan surat ini untuk anak cucuku kelak. Di usia kemerdekaannya yang lebih dari setengah abad, sejatinya Indonesia masih dalam dekap penjajahan. Hatta sudah terplokamasikan.
Indonesia masih hanyut dalam dekapan penjajahan tak terlihat. Penjajahan atas pola pikir yang salah kaprah, budaya hedonis dan destruktif,  kepemilikan aset negara oleh asing baik asing Barat maupun China. Indonesia juga masih terkungkung masalah kependudukan, fenomena bonus demografi tanpa ada solusi yang solutif membuat kejahatan sosial, ketimpangan strata antara kaya dan miskin bahkan hingga penjajahan atas kapitalisme yang semakin menenggelamkan kemandirian ekonomi masyarakat Indonesia. Selain itu kebobrokan jiwa melalui kasus-kasus nepotisme juga menjadi penjajahan yang menenggelamkan. Hmm, masih banyak lagi Nak.
Padahal denyut kemandirian ekonomi sudah digulirkan. Semangat penuntasan korupsi semakin digencarkan. Jargon merevolusi mental sudah tergaungkan bahkan diangkat menjadi visi salah satu Presiden kita. Lalu apanya yang salah ya, Nak? Ahh mungkin di jamanmu kelak sudah tidak ada hal serumit ini. Ah bukan menjamin pula. Hanya lintasan waktu yang mampu menjawab dan sebenarnya tergantung usahamu dan kawan-kawanmu kelak, Nak. Usaha yang teratur, konsisten dan sesuai hati nurani Nak. Karena nurani sekarang ini semakin tergerus upaya-upaya mengkayakan perut sendiri. Bila bukan begitu, untuk apa banyak yang korupsi.
Nak, bolehlah kita saling menasehati dari nasihat zaman ke zaman generasi ke generasi. Tentang bagaimana kau menamcapkan semangat kemerdekaan yang diimpikan para pejuang kita yang luhur. Kemerdekaan yang benar-benar merdeka, selayaknya pada pembukaan UUD 1945. Kemerdekaan yang mengangkat derajat anak bangsa, bukan kemerdekaan semua hanya terbebas dari senjata namun otak kita masih tumpul bagaimana harus berkarya. Semua karena cinta, Nak.
Dengan cinta Ir. Soekarno dan Muh. Hatta segera membebaskan Indonesia saat Jepang sedang terpuruk atas bom Nagasaki Hiroshima. Dengan cinta Jendral Soedirman bergerilya dari hutan ke hutan bahkan hingga tertandu demi memerdekakan Indonesia. Dengan cinta, Pangeran Diponegoro memimpin perang yang dimenangkan walaupun akhirnya beliau harus dijebak dan diasingkan. Dengan cinta, para pemuda kala itu mengadakan konsolidasi persatuan antar pemuda agar segera tercipta massa untuk momentum kemerdekaan. Dengan cinta pula K.H Hasyim Asy’ari mendirikan Nahdatul Ulama dan K.H Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyah mengupayakan kemerdekaan dalam ceruk pendidikan dan keumatan.
Semangat cinta itu harus kalian lanjutkan bila mungkin dengan titik penghabisan. Dengan jalan cinta kalian harus melanjutkan estafet semangat kemerdekaan yang dimiliki simbah-simbah pejuang terdahulu. Jalan cinta yang sesuai jalan hidup masa depanmu kelak. Jalan cinta sesuai minatmu dan cita-citamu. Karena menjalani perjuangan sesuai apa yang kita sukai dengan cinta akan menghasilkan karya yang bukan temporer, satu dua hari namun kedepannya dan seterusnya.
Kelak kalian akan tumbuh menjadi dokter, guru, pegawai pemerintahan, politikus, pedagang, dan lain sebagainya. Sebelum itu tetaplah patri di hatimu agar menjadi pribadi yang bukan hanya untuk diri sendiri. Kita semua adalah makhluk sosial. Kita adalah mereka yang lain. Bukan hal spesial jika usahamu hanya untuk dirimu sendiri. Indonesia adalah amanah, menurut Ikhlas Tamrin, penggagas GIA (Gerakan Indonesia Amanah). Amanah untuk kita kedepan bagaimana tetap menjadi negara yang merdeka.
Belajarlah untuk mencerdaskan orang lain bukan untuk mengakali orang lain. Berdaganglah untuk bisa bersedekah dan berkontribusi dalam pembangunan negara bukan untuk menimbun barang kemudian menjualnya mahal saat permintaan pasar meningkat. Berpolitiklah dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan publik agar menjadi Indonesia yang madani, bukan untuk mengeruk kekayaan negara untuk kantung sendiri.
Kali kedua Nak, setelah berniat untuk mencintai kemerdekaan dengan cinta, adalah saatnya kamu membaca. Pengetahuan diawali dari membaca bahkan Suri Tauladan terbaik Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama adalah “Bacalah!”. Membaca bukan hanya materi yang ada di buku atau manuskrip namun juga membaca kenyataan dan realita. Kemerdekaan ditegakkan karena para pahlawan membaca situasi jika penjajah tetap dibiarkan hanya akan semakin banyak kedzaliman.  Membaca akan menumbuhkan sikap idealis-tentang apa yang seharusnya terjadi. Setelah tumbuh idealisme di hati kalian kelak tentang norma kebaikan, budi pekerti yang luhur maka tak akan mudah goyah untuk diserang. Membaca kepekaan sosial juga wajib kalian asah, karena kita makhluk sosial. Bukan hal mubadzir sungguh pun membaca koran sehalaman, karena dengan membaca kita menambah wawasan untuk kehidupan.

Cukup dua pesan yang ingin kusampaikan untuk kalian pelanjut masa depan. Jangan nakal, karena Indonesia butuh banyak pemuda yang semangat memikul amanat. Semua harus kalian mulai dari diri sendiri. Dari yang kecil. Dari sekarang. Sejak masa muda bukan tua. Karena pemuda menawarkan Indonesia di masa depan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Big Why Rumah Flava : Inspiring Empowering

Simon Sinek pernah berdiri di panggung TEDTalk menyampaikan beberapa gagasannya. Gagasannya sebelumnya sudah tertuang dalam bukunya "Start With Why". Dalam presentasinya, Simon membuat sebuah tiga gambar lingkaran, besar hingga kecil. Di lingkaran terluar dia menyebut "What", lingkaran kedua dia menyebut "How" dan lingkaran terdalam dia menyebut "Why".  Tentang why ini menjadi titik terdalam karena memang di banyak gerakan/organisasi hanya sedikit orang yang paham tentang tujuan, tentang keyakinan, tentang muasal pekerjaan kita. Selain itu orang orang hanya bertahan pada tataran apa dan bagaimana. Simon menegaskan bahwa organisasi atau perusahaan yang inspiratif adalah perusahaan yang bisa memastikan mayoritas sumber daya manusianya bisa menjelaskan tujuan mendasar mengapa mereka menjalani aktivitas perusahaannya, bukan hanya soal produk atau layanannya. Sedangkan untuk kepentingan personal konsep The Golden Circle ini juga bisa menjadi panduan k...

Maksimalisasi Trilogi Lingkungan Pendidikan

Maksimalisasi Trilogi Lingkungan Pendidikan Nominasi Essay Competition FORDISTA IAIN Surakarta 2017 Pendidikan menjadi salah satu pembahasan manusia di kehidupan sehari-hari. Di Indonesia digagas beberapa program kerja untuk memenuhi salah satu cita-cita bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 : mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menurut UU No.20 Tahun 2003 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu , cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Melihat fenomena sekarang, anak muda yang menjadi refleksi hasil pendidikan ring 1 banyak yang melukai jati diri pendidikan dengan sendirinya. Dalam tribunnews.com edisi Senin, 24 Maret 2014 disebu...

Guru Gokil Murid Unyu

Guru Gokil Murid Unyu Essay Rampai Bidikmisi IAIN Surakarta 2017 oleh Khoirul Latifah Melihat dari judulnya, mungkin beberapa akan merasa itu seperti judul sebuah buku. Memang benar, ada sebuah buku dengan judul ‘Guru Gokil Murid Unyu’. Buku hasil karya seorang guru di Jogjakarta yang isinya menginspirasi bagaimana menjadi guru yang kelak akan memanusiakan manusia. Ini bukan maksud akan meresensi buku tersebut, namun hanya mencatut judul yang sama untuk beberapa narasi yang senada dengan apa yang menjadi keresahan pendidikan akhir-akhir ini. Pendidikan adalah sebuah ihwal penting dalam hajat hidup. Proses pendidikan banyak diyakini menjadi sebuah tangga perubahan sosial secara vertikal. Melalui pendidikan banyak orang yang dari kalangan bawah menjadi orang kalangan atas. Melalui pendidikan orang biasa menjadi orang berada. Maka tak ayal, pendidikan adalah hal penting bagi manusia. Proses pendidikan jugalah yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk lain. Untuk hewan, ...