Langsung ke konten utama

PKI : Hantu Laten Perjuangan

PKI : Hantu Laten Perjuangan

1st winner Essay Competition internal HUMAS KAMMI Al AQSHA 2017 



khoirul latifah

“Kalau ada anak muda membaca Manifesto Komunis,
belajar Marxisme-Leninisme lantas tidak tertarik,
maka dia anak muda bebal. Tapi kalau sudah mendalami Marxisme-Leninisme
tapi sampai tua tetap Komunis, maka dia sangat-sangat bebal.”
-Sayuti Melik-

Gorang Gareng, menjadi satu saksi bisu garangnya sebuah gerakan proletar yang disusupi birahi setan. Gerombolan yang membunuh manusia-manusia tak berdosa itu sudah bukan lagi mampu dicap manusia, mungkin sudah setan berkepala manusia. Darah setinggi mata kaki membanjiri Pabrik Gula Rejosari, Magetan, Jawa Timur menghantui masa lalu negeri ini. Lubang Buaya, menjadi saksi keganasan kelompok manusia yang beralibi “sama rata sama rasa”. Tujuh jendral negara disembelih begitu saja dan diceburkan ke dalam sumur tanpa ada rasa rintih perih di sanubari mereka. “Pondok Bobrok, Langgar Bubar, Santri Mati!” diteriakkan dengan penuh kebencian. Kyai-kyai nusantara digorok begitu saja, ribuan santri-santri dijarah pondokannya dibakar baju dan kitab-kitabnya, langgar masjid maupun surau ditutup dibakar begitu saja. Sungguh, jika dituliskan dalam paragraf tak akan cukup menggambarkan masa hitam Indonesia (Afifi & Zuharon, 2015).

Masa hitam Indonesia itu dimulai ketika Sneevliet (1883-1942) datang ke Surabaya. Tokoh Yahudi tersebut merupakan anggota illuminati Belanda yang merupakan kelompok radikal Freemasonry salah satu gerakan Yahudi Internasional. Mei 1914, Sneevliet mendirikan Indische Sociaal Democraticshe Vereeniging (ISDV). ISDV mulai membuat rusuh bangsa Indonesia dan para pejuang dengan mengadu domba dan memecah belah sebagai taktik andalannya. Syarikat Islam, yang sebelumnya adalah Syarikat Dagang Islam, disusupi dan diadu kekuatannya dari dalam. Kemudian pecahlah Syarikat Islam (SI) menjadi dua kubu: SI Merah dan SI Putih. SI Merah, dengan tokoh seperti Muso-Alimin-Semaun-Darsono-Haji Misbach menjadi kelompok yang mengamini propaganda ISDV. SI Putih, dibawah kepemimpinan H.O.S Cokroaminoto menjadi penerus yang sesuai cita-cita luhur SI dan sangat menolak ISDV ('Abdurrahman, 2017).

Setelah 3 tahun Revolusi Bolshevik di Rusia, dimana kekuatan Komunis mampu memakzulan kekuasaan Tsar Rusia, tahun 1920 beranilah mereka mengembangkan sayap membentuk Partai Komunis Indonesia. Tepatnya tanggal 3 Mei 1920, PKI resmi berdiri dan melakukan rekrutmen besar-besaran yang kebanyakan secara paksa. Propaganda yang dilancarkan PKI kepada rakyat Indonesia adalah menghilangkan kelas-kelas sosial dan mengupayakan hak buruh (proletar) yang dirampas kaum Borjuis (Kolonial Belanda). Rakyat yang sudah lelah menghadapi penjajahan mengamini begitu saja, apalagi kebanyakan rakyat Indonesia adalah abangan, maka mereka mudah mengikuti seruan Muso, Alimin, dkk masuk dalam perangkap Komunis. Tanpa pernah tahu, bahwa Komunis lebih akan menyakiti diri dan orang-orang sekitarnya.
Kebiadaban PKI memuncak pada peristiwa G30S/PKI pada tanggal 30 September 1965. Pengkhiatan terhadap Indonesia tak hanya ia tampakkan ketika menyiksa ulama dan para santri. Pengkhianatan tertinggi adalah keinginan menduduki negara dan mengganti paham Pancasila dengan paham Komunis. Seketika setelah PKI menduduki RRI dan bermaksud mengkudeta Indonesia, di bawah pimpinan Angkatan Darat RI mengambil alih kekuasaan. Mulai saat itu PKI dan segala underbow-nya diharamkan di Indonesia melalui TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966.
            Kekejaman PKI memang masih terbayang di benak kakek nenek atau bahkan ayah ibu kita. Kita yang hidup di era sekarang mungkin hanya mengenal dalam buku sejarah mata pelajaran. Dahulu setelah upaya penumpasan PKI oleh Jendral Soeharto, ada agenda tahunan bangsa Indonesia untuk mengenang kekejaman PKI dengan menonton film G30S/PKI. Agenda tersebut kata orang-orang tua adalah agenda tahunan yang ditunggu. Hingga akhirnya di akhir Orde Baru, pemutaran film G30S/PKI ditiadakan dan kran-kran pemboikotan Komunisme dan antek-anteknya dibuka dengan dalih menghilangkan jejak-jejak otoriter Orde Baru. Mulai dari situlah akan muncul bahaya laten Komunisme yang tertahan hingga ia akan menjadi gelombang dendam yang lebih besar. Seperti air yang telah mampet berhari-hari, saat ia terbuka salurannya maka air tersebut akan mengalir semakin deras bahkan mematikan.
            Bahaya laten pertama adalah repetisi pola tanda kemunculan PKI. PKI jika ditarik dari muasalnya berasal dari keturunan Yahudi. Keturunan Yahudi bagaimana pun akan selalu menyerang umat Islam. Bahaya yang diserang adalah umat Islam itu sendiri. Indonesia dengan mayoritas muslim tidak akan dibuat tenang oleh Komunis. Mereka menghendaki tanpa Tuhan. Melalui LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat),  tahun 1964 di Desa Ngronggo, Kediri, Jawa Timur LEKRA mementaskan Ludruk dengan judul “Matine Gusti Allah”. Mereka sangat meyakini bahwa agama adalah candu, yang akan menghentikan manusia dari bekerja keras. Banyak sekali penistaan agama khususnya Islam oleh PKI melalui LEKRA. Termasuk sikap PKI terhadap para Kyai dan Ulama. Sudah berapa banyak Kyai, Ulama dan Santri yang mereka bunuh tanpa alasan.
Kondisi seperti itu kini muncul lagi. Dengan pengemasan yang berbeda, PKI gaya baru muncul dengan tetap menggoyahkan umat beragama khususnya Islam. Melalui kasus penistaan Ulama dan para Habaib-lah PKI disinyalir bangkit kembali. Bila dulu Buya Hamka dipenjara dan difitnah tanpa alasan, maka sekarang Habib Rizieq dan Ulama di GNPF yang difitnah dengan segala fitnah keji. Bila dulu melalui LEKRA, PKI menista agama sekarang melalui mulut kotor Ahok Al-Quran dinista. Bahaya PKI bukan hanya sekedar menyerang kedaulatan Pancasila. Bagi kita kader KAMMI dimana Kebatilan adalah musuh abadi maka PKI adalah kebatilan yang nyata karena menistakan keberadaan Allah Ta’ala dan risalahNya.
Bahaya laten kedua adalah uji coba mereka mengganti Pancasila dengan sistem Komunis di segala lini. Pancasila adalah hasil kontemplasi tertinggi para Founding Fathers bangsa Indonesia. Dalam lima butir pancasila tertuang visi-visi panjang perjuangan Indonesia kedepan. Lima butir Pancasila tersebut bagi umat Islam sendiri adalah hasil ijtihad para ulama yang ikut dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sebenarnya ada sebuah pengorbanan besar yang harus direlakan umat Islam yaitu penghapusan tujuh kata di sila pertama.[1] Jika Komunis tetap dibiarkan, maka kita akan sangat mengkhianati amanah konstitusi yang telah kita junjung sendiri. Komunis menjual agama dan meniadakan Tuhan tidak akan sejalan jika dibiarkan di Indonesia. Hanya akan menghasilkan kerusakan seperti yang sudah-sudah.
Selain pengkhianatan terhadap sila pertama, Komunisme juga akan mengkhianati sila kedua, yaitu kemanusiaan yang beradab. Kebengisan PKI dalam melancarkan hegemoninya sudah menjadi anti-tesis untuk sila kedua. PKI memberlakukan anak, wanita dan manula semena-mena. Kyai dan Ulama dikebiri begitu saja. Seolah tanpa takut karma, mereka menjarah masjid-masjid dan pesantren. Tak ada adab yang dicerminkan. Dalam setiap berhasil menguasai target operasi, mereka melakukan pesta miras dan wanita-wanita PKI menari tanpa busana. Sungguh, bahkan perikehewanan pun tidak ada yang seperti itu.
Isu PKI bangkit lagi di Indonesia sekarang ini wajib kita waspadai. Sebenarnya bukan baru saja dimulai wacana PKI bangkit lagi. Sekitar tahun 2015, di Solo diselenggarakan longmarch untuk memperingatkan warga bahwa PKI mulai bangkit lagi dan diisi oleh Purnawirawan Kivlan Zein. Komunisme adalah sebuah ideologi dan ideologi adalah hal yang tidak pernah mati. Ia akan muncul kembali, dalam versi terkini. Komunisme dengan segala penyimpangannya berarti memang ada kemungkinan akan bangkit kembali. Sekarang ditandai adanya isu keluarga PKI mengajukan permintamaafan dari negara kepada mereka. Entah dikabulkan atau tidak kelak, kita harus tetap waspada.
Data terbaru yang juga diumumkan sendiri oleh Jendral Pimpinan TNI, Jendral Gatot Nurmantyo, juga menjadi refleksi bahwa PKI akan bergeliat lagi. Untuk itu muncullah seruan untuk memutar ulang film Pengkhiatan G30S/PKI. Jika itu hanya isu belaka bila PKI bangkit lagi, maka tidak akan mungkin ada kecaman dari beberapa pihak dan ada reaksi negatif atas seruan Jendral Gatot tersebut. Bukti lain yang mendukung adalah diadakannya seminar keluarga dan simpatisan PKI di Gedung LBH Jakarta dan dihadiri sekitar 100 orang. Jika bukan untuk bangkit dan merumuskan kekuatan, untuk apa mengadakan pertemuan dengan masa cukup besar.

Darah para pahlawan dahulu memerdekakan Indonesia dari penjajah adalah harga mahal yang kita harus pertahankan pula. Menjaga marwah Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat, religius dan beradab adalah kewajiban kita semua. Semua hal yang berkenaan dengan alasan mengapa PKI tidak boleh lagi menginjak di Indonesia masih ada instrumennya dan sah secara hukum. PKI sekali lagi membahayakan kita. Baik lingkup sebagai hamba maupun warga negara. PKI kaki tangan setan yang tak kan rela kita mengesakan Allah Ta’ala sebagai Tuhan. PKI kaki tangan Yahudi, yang tak rela melihat Indonesia berdiri menjadi negara madani. Sebagai kader KAMMI, mari hayati kembali bahwa kebathilan adalah musuh abadi. Di akhir September tahun ini, kencangkan suara. Gemakan : KAMMI menolak lupa kekejaman PKI !
Panjang umur perjuangan melawan kebathilan menegakkan kebaikan.


References :                 
'Abdurrahman, A. '. (2017). Mewaspadai Ancaman Bangkitnya Komunisme dan PKI di Indonesia. p. 2.
Afifi, A., & Zuharon, T. (2015). Ayat Ayat yang Disembelih. Cordoba Books.
Suryanegara, Ahmad Mansur. 2013. Api Sejarah Jilid 2.
Tujuh Kata Yang Dihapuskan






[1]  Sila pertama sebelum diubah hanya menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” adalah “Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk-Pemeluknya”. Propaganda penghapusan dengan berdalih jika tetap dibiarkan akan merusak persatuan bangsa karena Indonesia tidak hanya dimiliki oleh pemeluk agama Islam. Penggantian tersebut dipelopori oleh Muh. Hatta. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Big Why Rumah Flava : Inspiring Empowering

Simon Sinek pernah berdiri di panggung TEDTalk menyampaikan beberapa gagasannya. Gagasannya sebelumnya sudah tertuang dalam bukunya "Start With Why". Dalam presentasinya, Simon membuat sebuah tiga gambar lingkaran, besar hingga kecil. Di lingkaran terluar dia menyebut "What", lingkaran kedua dia menyebut "How" dan lingkaran terdalam dia menyebut "Why".  Tentang why ini menjadi titik terdalam karena memang di banyak gerakan/organisasi hanya sedikit orang yang paham tentang tujuan, tentang keyakinan, tentang muasal pekerjaan kita. Selain itu orang orang hanya bertahan pada tataran apa dan bagaimana. Simon menegaskan bahwa organisasi atau perusahaan yang inspiratif adalah perusahaan yang bisa memastikan mayoritas sumber daya manusianya bisa menjelaskan tujuan mendasar mengapa mereka menjalani aktivitas perusahaannya, bukan hanya soal produk atau layanannya. Sedangkan untuk kepentingan personal konsep The Golden Circle ini juga bisa menjadi panduan k...

Maksimalisasi Trilogi Lingkungan Pendidikan

Maksimalisasi Trilogi Lingkungan Pendidikan Nominasi Essay Competition FORDISTA IAIN Surakarta 2017 Pendidikan menjadi salah satu pembahasan manusia di kehidupan sehari-hari. Di Indonesia digagas beberapa program kerja untuk memenuhi salah satu cita-cita bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 : mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menurut UU No.20 Tahun 2003 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu , cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Melihat fenomena sekarang, anak muda yang menjadi refleksi hasil pendidikan ring 1 banyak yang melukai jati diri pendidikan dengan sendirinya. Dalam tribunnews.com edisi Senin, 24 Maret 2014 disebu...

Guru Gokil Murid Unyu

Guru Gokil Murid Unyu Essay Rampai Bidikmisi IAIN Surakarta 2017 oleh Khoirul Latifah Melihat dari judulnya, mungkin beberapa akan merasa itu seperti judul sebuah buku. Memang benar, ada sebuah buku dengan judul ‘Guru Gokil Murid Unyu’. Buku hasil karya seorang guru di Jogjakarta yang isinya menginspirasi bagaimana menjadi guru yang kelak akan memanusiakan manusia. Ini bukan maksud akan meresensi buku tersebut, namun hanya mencatut judul yang sama untuk beberapa narasi yang senada dengan apa yang menjadi keresahan pendidikan akhir-akhir ini. Pendidikan adalah sebuah ihwal penting dalam hajat hidup. Proses pendidikan banyak diyakini menjadi sebuah tangga perubahan sosial secara vertikal. Melalui pendidikan banyak orang yang dari kalangan bawah menjadi orang kalangan atas. Melalui pendidikan orang biasa menjadi orang berada. Maka tak ayal, pendidikan adalah hal penting bagi manusia. Proses pendidikan jugalah yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk lain. Untuk hewan, ...