Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Bersamamu di Jalan Dakwah Berliku

  Merajut Asa, Menggapai Semesta, Bersama Dakwah *tugasngaji              Dalam menjalani hidup, seseorang butuh seorang idola. Idola tersebut pastinya seseorang yang memiliki nilai untuk dianut bagi orang lain. Seperti menjelajahi perjalanan yang panjang, kita lazim akan menggunakan peta sebagai petunjuknya. Idola dalam kehidupan kita itulah orang yang akan menjadi peta hidup kita di dunia. Rasulullah SAW telah cukup menjadi pesona kita dalam menjalani kehidupan. Pesona Rasullah Allah SWT sempurnakan dengan kesempurnaan lahir dan batin. Rasa syukur haruslah kita asah, karena terlahir menjadi salah satu umat Rasulullah SAW, yang kelak akan dinaungin syafaat di yaumul hisab.             Selain karena kesempurnaan perangainya, kita menjadi umat Rasulullah SAW lebih ditekankan pada kewajiban menunaikan ajarannya. Seorang Rasul diutus masing-masing membawa misi mulia...

Metafor Terbaik

Sore itu hujan lebat. Angin sedikit membersamainya. Orang-orang segera menamcapkan gasnya agar segera sampai tujuannya, sebagian yang tak membawa jas hujan menuduh sambil mendekapkan tangan menebus dingin. Entah bagaimana kerja musim-musim seperti yang diajarkan di buku IPA, tahun lalu cuaca tidak terduga. Suka hujan tiba-tiba dan deras, kadang panas sangat menyengat membuat kulit melegam. Pada saat orang-orang sedang memacu lajunya, ku tutup rolling door. Angin membuat tampias kesana kemari. Di petak ruang berukuran tak lebih dari 2 x 3 meter, aku ingat saat membeli alasnya, aku berdiam diri di situ menunggu hujan reda. Jika saja tak berangin, pintu masih ku biarkan sedikit terbuka, akan ku nikmati pemandangan parit kecil seberang jalan yang meluap. Genangannya yang lancar membuat tumpukan sampah sebelumnya hanyut seperti kapal. Anak-anak di luar bermain air, berkecipak seru. Tapi, karena tampiasnya masuk ku tutup rapat-rapat. Tiba-tiba gelap. Cahaya meredup. Hanya terang bohlam put...

Untukmu Yang Menahan Sembab

Ujian hidup itu seperti ujian sekolah. Hal yang diujikan akan mengubah kelas kita. Begitu pula ujian hidup, akan mengubah jalan jalan kita. Selama pembelajaran, peserta didik akan dijejali materi-materi. Harus sabar, harus telaten, agar materi yang diberikan masuk dalam benak dan menjadi sebuah ilmu pengetahuan. Ujian hidup tak terlalu jauh dari itu. Ketika kamu diberikan materi sabar, maka kau akan serta merta setiap waktu diuji kesabarannya. Agar kamu benar-benar lulus menghadapi bab kesabaran Empat tahun yang tak mudah. Tiga tahun awal semua terjadi begitu cepat. Tanpa narasi, yang penting semua jalan dulu seperti ini. Tidak ada alokasi khusus mengurus hal yang telah dilahirkan sebagai anak pertama. Kesibukan masing masing membuat sebuah pemakluman sendiri. Tiga tahun pertama, semua ditahan dalam diam. Kepura-puraan, kebohongan, apatisme, hanya datang tentatif, membuat tak ada hal spesial. Bergulirnya waktu, makin lama makin terasa lelahnya. Selelah-lelahnya. Amat sangat ingin m...

Titik Titik Rekonsiliasi

Telfon berdering agak lama. Nada tunggu jawaban di ujung tak segera berakhir. Detik detik yang menyebalkan terulang lagi. Hari itu ada perjalanan jauh yang harus ditunaikan. Namun naas, di detik akhir pemberangkatan orang yang ditunggu untuk mengantar tak datang. Bisa sebenarnya, mencari pengganti yang mengantar kepergianku. Namun enggan, kepergian ini harus diantar olehnya. Selang beberapa menit. Tergopoh-gopoh seseorang berlari. Dari arah berlawanan, ia bermuka masam. Jaketnya terbuka tanpa dipasang zipper-nya. Motornya terparkir sembarang. Sedang yang menunggu? Mendaratkan badan sepenuhnya kembali ke sofa. Bawaan yang harus dibawa, tersebar di sekitarnya. Bola mata melotot melihat kedatangan orang yang harusnya sudah belasan menit lalu. Di hati sudah membuncah, ingin berkata panjang lebar lagi tinggi. Maaf adalah sebuah kata pertama yang meluncur dari orang yang ditunggu sejak tadi.. Selanjutnya adalah rangkaian penjelasan. Penjelasan yang sebenarnya sudah malas untuk d...

Fit To You

                Ramadhan kali ini memang berbeda. Riuh biasanya harus ditahan dulu karena ada corona. Corona sebagai sama sama makhluk Allah, sedang menunaikan titahNya. Corona datang sebagai asesment seberapa keimanan kita sebagai hamba. Ketika ramadhan harus di rumah aja, akankah kita masih rajin ibadah seperti sediakala? Tetap rajin mencari ilmu? Tetap memperbaiki diri meski di rumah sendiri? Nah, dengan adanya protokol untuk ibadah di rumah aja, maka banyak sekali agenda ramadhan yang hijrah dari agenda lapangan berkerumunan besar menjadi agenda berbasis maya. Yak tul. Selama Ramadhan di rumah aja, banyak sekali format agenda ramadhan online. Nama kegiatannya beragam, pembicaranya tak kalah moncer, hilir mudik flyer agenda juga tak kalah menarik. Bedanya, ya kita semua melakukannya di rumah aja.               Sebagai salah satu makhluk sosial yang susah diamnya, aku juga mengikuti beberapa kelas ...

Ramadhan Pandemi

Ramadhan kali ini berbeda. Jamak kita tahu, dunia sedang dirundung duka. Kedatangan virus kecil tak kasat mata, membuat semua pihak kelabakan. Badai corona menghantui Indonesia juga akhirnya, meski di awal awal munculnya di China dikata Indonesia akan kebal darinya. Hingga akhir sya’ban,  corona masih bertahan. Awal ramadhan menyambut kerinduan orang orang beriman. Hai orang orang beriman, diwajibkannya atas kamu berpuasa sebagai mana diwajibkannya atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa Firman Allah masih berlaku, meski corona menghantui. Ramadhan biasanya disambut dengan ramai rami, tarhib bersama anak anak TPA. Ramadhan yang lalu lalu disibukkan dengan mengatur jadwal buka bersama dengan teman teman dari TK hingga sarjana. Ramadhan yang dulu dulu bingung mau tarawihan dimana, milih yang –qulhu- atau satu juz full dipandu qory ganteng lagi hits. Ramadhan yang lalu lalu, kawan kawan yang merantau sudah menyiapkan tiket untuk pulang kampung, beli via traveloka...

Perjalanan Pulang

Sebuah series kedua, kini tentang Tante Kania dan Langit Hujan gerimis masih menghiasi bulan April. Di tengah kekhawatiran sebuah wabah yang kemudian menjadi pandemi, ada sebuah kepulangan yang tak diharapkan Kania. Sebuah telfon dari deret nomor tak diketahui membuatnya segera mengepak baju untuk pulang. Perjalanan 38 jam di udara dengan transit dua kali   cukup menguras tenaganya. Perjalanan normal saja sudah melelahkan, sekarang diiringi dengan protokol kesehatan yang lebih ketat dari biasanya. Changi Airport, sebelum benar benar masuk ke Indonesia, menjadi transit di luar terakhir. Suasananya sangat lengang. Air mancur besar yang biasanya tak pernah sepi untuk berselfi, menjadi gagah berdiri sendiri. Untuk mendekat, Kania enggan juga. Ia sudah tidak sabar melepaskan barang bawaannya menghambur segera ke sumber suara yang menjadi alasannya pulang. Perasaanya campur aduk, situasi kesehatan global semakin membuatnya tersuruk. Kania sembari menunggu panggilan pesawatn...