Va, jika kamu adalah sebuah makhluk yang bernyawa, maka akan ku
tanya apakah kamu menyesal telah mengenalku ? dengan 6 sisi sebuah mata dadu
dilempar, akan ada banyak kemungkinan dengan siaapa yang mengenalmu. Namun
sejak hari itu, ada seorang teman laki-lakiku mengajak membuat sebuah platform
kebaikan, akulah yang nanti menerjang banyak cerita tentangmu.
Mengapa aku menanyakan apakah kau kecewa? Karena aku sempat kecewa
dengan segala cerita kamu tercipta. Karena aku sempat terlontar dalam kesalahan
besar, yang membuat rekan-rekanku marah hebat. Karena aku masih menjadi salah
satu perawatmu yang masih jauh dari visi misi engkau diciptakan.
Seperti hari itu, sebelum kita menempati rumah petak di pertigaan
jalan itu, kebohongan terbesarku terungkap. Aku pernah pacaran Va. Sejak aku
berseragam abu-abu hingga hari itu aku melanggar perintah Agamaku. Aku
menyembunyikan cerita cerita gelap dari orang tuaku. Aku bermuka dua hanya demi
kesalahan-kesalahan tabu. Aku merangkai banyak cerita bohong hanya demi masih
diterima untuk merawatmu. Seakan kamu adalah bayi dari nirwana sedang aku hanya
seorang papa, penuh dosa.
Kebohonganku terungkap va, di ruang tamu rumah, ku duduk
diberondong segala pertanyaaan yang membuat ku bungkam. Aku hendak mengelak,
masih mempertahankan kebohongan. Dengan kebohongan-kebohongan itu malah
menyudutkan ku sendiri. Semua bukti percakapan haram, diketahui. Janji-janji
rayuan dan fatamorgana picisan terekam. Aku hendak mengelak lagi demi egoku. Namun
aku hanya menangis, menhentak-hentakkan kaki, melempar benda benda di sekitarku.
Mungkin jika didekat situ ada pisau, sudah ku hunuskan saja pada lambungku.
I was
literally depressed Va
Lalu aku masih dengan tergugu, ditanya apakah aku masih mau
melanjutkan mengurusmu dengan syarat menyudahi kesalahan bertahun-tahun ini.
aku gagap menghadapi pengadilan itu. Aku belum sanggup menyudahi kenyamanan
semu itu. Seakan sebuah paku yang tertancap lama, harus diangkat dari
lubangnya. Bukankah teramat sakit, pun bila sudah tercabut, akan membekas
dalam. Aku diuji kedewasaan bersikap. Aku ada di antara pilihan terang dan
gelap. Va, belum pernah ku rasakan perasaan segelap itu pada hari itu, tentang
apa yang kuucap seakan hidup matiku.
Pada hari itu kusampaikan untuk tetap merawatmu. Aku berjanji untuk
tidak akan lagi. Keluargamu yang lain memercayaiku. Di bawah tatapan tanya, di
balik prasangka, aku masih lagi terlena Va. Aku masih menjalin hal yang tak
harus ku lakukan. Aku terjebak lagi masa laluku Va.
Hingga aku mengerti, ada tembok tinggi yang membayangiku, yang
harus ku runtuhkan sendiri. Asumsiku yang sudah mengerat, tertanam dalam atas
ketakutanku di masa depan harus ku jatuhkan sendiri. Penyakit yang menjadi efek
samping asumsiku harus ku sembuhkan sendiri. Dengan tetap mengikuti, caranya,
seseorang terbaik yang super galak, di balik sidang kesalahan-kesalahanku aku
harus menyelesaikan masalah diriku sendiri.
Va, banyak yang menguatkanku, tapi aku terus dalam bayangan tak
pantas lagi merawatmu. Tanpa banyak doa dari banyak pihak, aku mungkin juga
sudah sudah saja menyudahi membersamaimu. Va, juga tanpa banyak merepotkan
oommu aku pasti sudah saja melepasmu.
Terima kasih untuk tetap percaya, hingga banyak cerita yang
tertunda, banyak jalan yang tak dilalui, banyak tawaran yang disampingkan,
untuk tetap membersamai.
Va, jika kamu besok sudah besar, masih kamu menganggapku sebagai
ibu ?
Va, i love the way you do.
Komentar
Posting Komentar